wahyuandika.co.id Makalah Pupuk dan pemupukan
MAKALAH PUPUK DAN PEMUPUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara agraris yang mayoritas penduduknya menggantungkan diri pada sektor
pertanian. Seiring dengan meningkatnya hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat, maka kebutuhan akan tersedia pupuk yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau sangatlah mutlak diperlukan.
Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas produksi hasil pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan
oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi
tanaman. Dalam peternakan, urea apalagi merupakan nutrisi makanan ternak yang
dapat meningkatkan produksi susu dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki
prospek yang cukup besar dalam bidang industri, antara lain sebagai bahan dalam
pembuatan resin, produk-produk cetak, pelapis, perekat, bahan anti kusut dam
membantu dalam pencelupan di pabrik tekstil. Dengan demikian, kebutuhan pupuk
urea setiap tahun semakin bertambah besar.
B.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah apa
saja yang dihasilkan pada proses pemupukan dan proses pengelolaannya.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
proses pemupukan dan hasil yang diharapkan dari proses pemupukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemupukan
Ada tiga
hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu: (1) Tanah; (2)
Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang untuk
menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.
a. Tanah
Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam
mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki fungsi sebagai berikut:
·
Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran.
·
Menyediakan air dan sebagai tempat
penampungan ( reservoar ) air.
·
Menyediakan udara untuk respirasi akar.
·
Sebagai tempat bertumpunya tanaman.
Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang
subur. Tanah yang subur adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara
yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.
Tanah yang subur
memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang
baik untuk pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:
b.
Struktur Tanah
Struktur tanah memang
ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah struktur tanah yang
remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar,
temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik
tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di
dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan
untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau ).
Salah satu contoh tanah
yang berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas partikel-partikel
yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan dengan tanah pasir. Partikel
tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir.
Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim
hujan, dan amat rakus menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air
dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara pun berputar cukup
lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpal seperti batu dan
sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali dijumpai tanah
liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata.
Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya akan menderita
karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.
Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti
tanah pasir. Pada tanah tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur.
Pasalnya, sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang
mengangkut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat
makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.
Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah
pasir dan tanah liat masih saja tumbuh kerempeng seperti kurang makan? Kasus
serupa ini memang paling banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada
hubungannya dengan kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat
keasaman (pH), pengolahan tanah, dan segi perawatan lain.
c.
pH Tanah
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:
a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7,
karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
b. Derajat keasaman atau pH tanah juga
menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah
masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain bersifat racun juga
mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam
unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti
Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun
bagi tanaman. Pada tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni
tanaman, yaitu natrium (Na) dan molibdenum (Mo).
c. Derajat keasaman atau pH tanah sangat
mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri
dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang dengan baik.
Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman adalah mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap
jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda-beda seperti yang tertera.
Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah
diluar batas optimum. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap
tanaman dalam jumlah yang diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting
diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa
mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.
B. Pupuk dan Cara Pemupukan
a.
Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk
kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran
ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai
dengan namanya, kandungan bahan organik ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk
yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga
memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk anorganik
adalah Urea, TSP, dan KCl. Jenis pupuk buatan sangat banyak.
Menurut jenis dan jumlah unsur hara makro yang
dikandungnya dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara makro yang dikandungnya
hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea
yang hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang
mengandung lebih dari satu jenis unsur hara makro. Penggunaan pupuk
majemuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa
jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih
mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diammonium phosphat yang
mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta pupuk NPK Mutiara yang mengandung
unsur nitrogen, phosphor, dan kalium.
C.
Jenis-jenis Pupuk
1.
Pupuk
Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman
dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) atau ammonium (NH4+)
yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia
bagi tanaman. Ammonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh
mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak
dapat menoleransi jumlah ammonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen
pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada
padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk ammonium (NH4+), karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah
berubah menjadi gas N2.
Umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga
pemakaiannya perlu lebih hati-hati.
2.
Pupuk
Sumber Phosphor
Mengandung 36% phosphor
dalam bentuk P2O5.
Pupuk ini terbuat dari phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran
dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi
lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya
tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
3.
Pupuk
Sumber Kalium
Kalium Khlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O
dan khlor, bereaksi agak masam, dan bersifat higroskopis. Namun demikian, Khlor
bisa berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya
kentang, wortel, dan tembakau.
Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal
dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih
yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. dapat digunakan
untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl,
seperti tembakau, disarankan untuk menggunakan pupuk ini.
Kalium Nitrat (KNO3)
Mengandung 13% N dan 44%
K2O.
Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi
yang netral.
4.
Pupuk
Sumber Unsur Hara Makro Sekunder
Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna kekuningan. Dikenal
sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. dolomit adalah sumber Ca (30%)
dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya
sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan
semakin baik kualitasnya.
Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal
sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan
butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. bersifat lebih
cepat larut di dalam air.
Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran
berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut
di dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga
bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah masam.
Kapur Gipsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung
39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam satu kali aplikasi.
Jika terkena air, gypsum
yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake).
Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam
yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak
dapat mengubah pH tanah yang terlalu besar.
Bubuk Belerang (Element Sulfur)
Umumnya, sulfur disuplai
dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan
sulfat tersebut tidak banyak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. selain
terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang
terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%. Namun, bubuk ini tidak lazim
digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak
digunakan untuk menurunkan pH tanah. penggunaannya tidak boleh melebihi 25
gram/m2,
karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).
5.
Pupuk
Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di
Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah
dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah mulai memerlukan tambahan Zn dari
pupuk. Hasil analisis tanah pada 10 propinsi di Indonesia menunjukkan,
bahwa pada tanah yang mendapat program pengapuran terjadi kekurangan unsur Cu
dan Zn. Penambahan pupuk Cu dan Zn ternyata meningkatkan hasil panen yang
sangat berarti. Pada padi sawah, hasil panen meningkat 17,5%, padi gogo
menunjukkan peningkatan sebesar 15%, dan pada kedelai meningkat sampai 24%.
Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam
dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis.
Kedua bentuk ini bersifat mudah larut di dalam air. Contoh pupuk mikro
yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya
bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium
tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya
menggunakan sodium dan ammonium molibdat.
6.
Pupuk
Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat
luas. Berbagai merek, kualitas, dan analisis telah tersedia di
pasaran. Kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap
dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Efisiensi pemakaian
tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi daripada aplikasi
pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur.
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran
yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak
cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang
telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak.
meskipun demikain perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara
NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Berikut ini gambaran fungsi beberapa jenis
analisis pupuk majemuk.
7.
Pupuk
Daun
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama
stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun.
Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga
aliran air dari akar dapat sampai ke daun. Saat suhu udara terlalu panas,
stomata akan tertutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan.
Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air
yang ada di permukaan daun dapat masuk ke dalam jaringan daun. Dengan
sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam
jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun
identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun
sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur hara mikro.
Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa
faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor
sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai
faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun
bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.
8.
Pupuk
Organik
Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu
dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai di bawah 2%. Selain penambahan
pupuk organik, bahan organik di dalam tanah dapat dipertahankan melalui
cara-cara sebagai berikut :
- Terapkan rotasi
tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan dalam pergiliran tanaman.
- Sedapat mungkin
mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
- Atasi erosi yang
dapat menghanyutkan bahan organik tanah.
-
Tanaman penutup tanah (cover
crop). Cara ini lazim dilakukan di
perkebunan kelapa sawit dan karet.
- Minimalisasi
pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk
organik jauh lebih kecil daripada yang terdapat di dalam pupuk buatan.
Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah
yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga
lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena
fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan.
i.
Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-saia tanaman yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat
ditentukan oleh besarnya perbandingan antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N
rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum
terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio
rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara
12-15.
1.
Pupuk
Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari
kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis
ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran
cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi
daripada kotoran padat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pupuk merupakan reaksi
antara karbon dioksida (CO2)
dan ammonia (NH3).
Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Meskipun (NH2)2CO
dan NH3-N
tidak termasuk senyawa B3, limbah cair pabrik pupuk urea dapat menimbulkan
kerusakan ekosistem badan air yang sangat serius. Sampai saat ini, pengolahan
limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan proses nitrifikasi-denitrifikasi
heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.
B.
SARAN
Diharapkan agar para industri khusunya industi pupuk
agar dapat mengelolah limbah yang dihasilkannya dengan baik sehingga dapat
menjaga ekosistem badan air.
DAFTAR PUSTAKA
Dian k. Wardhany,
fitry ayunintiyas. 2008. Pengolahan
limbah cair pabrik pupuk urea dengan menggunakan proses gabungan nitrifikasi
dinitrifikasi dan microalgae.
Online (www.cheundip.com).
Diakses pada tanggal 13-oktober 2010.
Ea kosman anwar dan husein
suganda. 2002. Pupuk
limbah industry. Online (www.bloger.kebumen.info.com).
Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3 pada sampel udara ambient. Makassar
: SMAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar